Zinesport
Add Post Menu

santo projo (ARC)

Verify Penulis
Di Portal Berita
Pewarta Nusantara
santo projo (ARC) adalah penulis di Pewarta Nusantara
santo projo (ARC) santo projo (ARC)
2 hari yang lalu

Tren gasing penghapus dengan paku payung risikonya besar. Benarkah demikian? Poros dari paku bisa terpental mengenai kulit atau mata, staples yang menempel bisa melukai, dan luka kecil berpotensi jadi infeksi. Apakah itu Berlebihan?

Tren ini memperlihatkan bagaimana anak-anak mencari hiburan murah sekaligus identitas sosial melalui permainan sederhana. "Punyaku lebih bagus nih breee.."

Fenomena ini mengingatkan pada maraknya fidget spinner dulu, hanya saja versi ini lahir dari benda seadanya dengan konsekuensi jauh lebih berbahaya.

Sama seperti berbagai challenge berbahaya di media sosial, yang dicari bukan sekadar mainan, tapi pengakuan dari teman sebaya. Bukan kah pelajar dulu juga begitu?

Di sinilah tantangannya: bukan soal melarang, melainkan mendampingi, agar kreativitas tidak berubah menjadi ancaman dan hal berbahaya yang tidak diinginkan di ruang kelas maupun rumah.


bagaimana pendapat kalian? Tulis di Kolom Komentar!

Tren Gasing
Tren gasing di sekolah SD dan SMP

Tren gasing penghapus dengan paku payung risikonya besar. Benarkah demikian? Poros dari paku bisa terpental mengenai kulit atau mata, staples yang menempel bisa melukai, dan luka kecil berpotensi jadi infeksi. Apakah itu Berlebihan?

Gasing penghapus bagus pakai paku payung dan penghapus
Gasing penghapus bagus pakai paku payung dan penghapus

Tren ini memperlihatkan bagaimana anak-anak mencari hiburan murah sekaligus identitas sosial melalui permainan sederhana. "Punyaku lebih bagus nih breee.."

Gasing ini mirip spinner
Gasing murah meriah mirip spinner

Fenomena ini mengingatkan pada maraknya fidget spinner dulu, hanya saja versi ini lahir dari benda seadanya dengan konsekuensi jauh lebih berbahaya.

Gasing viral di tiktok
Gasing viral di tiktok

Sama seperti berbagai challenge berbahaya di media sosial, yang dicari bukan sekadar mainan, tapi pengakuan dari teman sebaya. Bukan kah pelajar dulu juga begitu?

Gasing penghapus tren 2025
Gasing penghapus tren 2025

Di sinilah tantangannya: bukan soal melarang, melainkan mendampingi, agar kreativitas tidak berubah menjadi ancaman dan hal berbahaya yang tidak diinginkan di ruang kelas maupun rumah.

 

bagaimana pendapat kalian? Tulis di Kolom Komentar!

santo projo (ARC) santo projo (ARC)
3 hari yang lalu

Pernahkah Anda merasa tubuh mendadak lelah saat senja, tetapi hanya beberapa jam kemudian kembali segar seolah mendapat energi baru? Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil kerja sama antara biologi tubuh dan pikiran kita.

Secara sains, tubuh manusia mengikuti ritme sirkadian yang mengatur kapan kita merasa berenergi atau mengantuk. Sekitar jam 5–7 sore, suhu inti tubuh menurun dan hormon melatonin mulai meningkat, sehingga rasa lelah muncul.

Bungung Gak Tau Kenapa
Bungung Gak Tau Kenapa Tiba-tiba Lemas

Pernahkah Anda merasa tubuh mendadak lelah saat senja, tetapi hanya beberapa jam kemudian kembali segar seolah mendapat energi baru? Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil kerja sama antara biologi tubuh dan pikiran kita.

Kembali Fit Jam 8 Malam
Badan Kembali Fit Jam 8 Malam

Secara sains, tubuh manusia mengikuti ritme sirkadian yang mengatur kapan kita merasa berenergi atau mengantuk. Sekitar jam 5–7 sore, suhu inti tubuh menurun dan hormon melatonin mulai meningkat, sehingga rasa lelah muncul.

Namun setelah melewati fase ini, tubuh sering mengalami "second wind" — lonjakan energi singkat akibat hormon seperti kortisol dan adrenalin yang menahan kita tetap terjaga.

Dari sisi psikologi, jam 6 sore kerap identik dengan transisi aktivitas: pulang kerja, istirahat, atau makan malam. Otak menafsirkan fase ini sebagai waktu untuk melepaskan beban, sehingga rasa letih lebih terasa. Tetapi setelah jam 8 malam, stimulasi dari aktivitas ringan, interaksi sosial, atau paparan cahaya biru dari layar gawai kembali membangkitkan kewaspadaan, membuat tubuh terasa segar lagi.

Inilah kombinasi menarik antara tubuh dan pikiran: rasa lelah di awal malam adalah sinyal alami untuk bersiap istirahat, sedangkan kesegaran setelahnya adalah upaya otak menunda tidur. Fenomena ini wajar, namun bila dibiarkan berulang bisa mendorong tidur larut dan mengganggu ritme biologis jangka panjang.

santo projo (ARC) santo projo (ARC)
1 bulan yang lalu

Pada 5 Agustus 2025, sebuah video Bupati Sudewo tersebar luas di media sosial. Dalam video itu, ia menanggapi rencana aksi protes dengan nada menantang:

"Kalau 5.000 orang masih terlalu sedikit, 50.000 pun saya tak gentar!"

Pernyataan ini, yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan kepercayaan diri, justru dianggap warga sebagai bentuk meremehkan aspirasi mereka. Dalam logika rakyat, tantangan ini seperti memberi bensin ke api yang sudah mulai menyala.

Seperti laga sepak bola yang dipanaskan oleh pernyataan "kami tidak takut kalah", warga justru semakin bersemangat untuk "turun ke lapangan".

13 Agustus 2025 Pagi itu, ribuan warga memadati Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Pati. Terlihat berbagai kelompok: petani, pedagang, mahasiswa, ibu rumah tangga. Mereka membawa poster, spanduk, dan tuntutan yang jelas:

  1. Batalkan kenaikan PBB-P2
  2. Mundurkan Bupati Sudewo
  3. Hentikan proyek videotron dan renovasi alun-alun
  4. Tolak sistem sekolah lima hari
  5. Kembalikan tenaga honorer RSUD

Pada 8 Agustus amarah warga pati kian tak terbendung, memaksa Bupati mengumumkan pembatalan kenaikan PBB-P2. Namun, gelombang protes sudah telanjur besar. DPRD Pati mengaktifkan hak angket untuk menyelidiki kebijakan dan pernyataan yang memicu kemarahan publik.

Seperti dalam pertandingan, meski peluit panjang sudah dibunyikan, efek dan evaluasinya akan berlangsung lama.

Bayangkan sebuah bara kecil di tumpukan jerami kering — satu percikan saja bisa membuatnya membara. Itulah yang terjadi di Kabupaten Pati pada Agustus 2025.
1. Tantangan 50 Ribu Massa dari Bupati

Seorang Pemuda menanggapi tantangan pejabat daerah

Seorang Pemuda menanggapi tantangan pejabat daerah

Pada 5 Agustus 2025, sebuah video Bupati Sudewo tersebar luas di media sosial. Dalam video itu, ia menanggapi rencana aksi protes dengan nada menantang:

"Kalau 5.000 orang masih terlalu sedikit, 50.000 pun saya tak gentar!"

Pernyataan ini, yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan kepercayaan diri, justru dianggap warga sebagai bentuk meremehkan aspirasi mereka. Dalam logika rakyat, tantangan ini seperti memberi bensin ke api yang sudah mulai menyala.

2. Masyarakat Bergerak dan Mendirikan Posko

Kumpulan donasi solidaritas warga Pati

Kumpulan donasi solidaritas warga Pati

Tak butuh waktu lama, gerakan massa mulai terbentuk. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko aksi di Alun-Alun Pati. Spanduk, logistik, dan air mineral mengalir dari sumbangan warga. Target mereka bukan lagi 5.000 orang, tapi 85.000 bahkan hingga 100.000 peserta.

Petani memberikan apa yang ia miliki untuk solidaritas warga Pati

Petani memberikan apa yang ia miliki untuk solidaritas warga Pati

Seperti laga sepak bola yang dipanaskan oleh pernyataan "kami tidak takut kalah", warga justru semakin bersemangat untuk "turun ke lapangan".

3. Pemanasan: Aksi Mahasiswa
Sebenarnya, sebelum puncak aksi, tanda-tanda perlawanan sudah muncul. Pada 3 Juni 2025, mahasiswa menggelar demo di depan Kantor Bupati. Mereka membakar ban sebagai simbol protes terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%.

Aksi ini menjadi semacam babak penyisihan sebelum pertandingan besar — memberi sinyal bahwa ketidakpuasan bukan isapan jempol.
4. Puncak Aksi: 13 Agustus 2025

Polisi dipukul mundur oleh pendemo

Polisi dipukul mundur oleh pendemo

13 Agustus 2025 Pagi itu, ribuan warga memadati Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Pati. Terlihat berbagai kelompok: petani, pedagang, mahasiswa, ibu rumah tangga. Mereka membawa poster, spanduk, dan tuntutan yang jelas:

  1. Batalkan kenaikan PBB-P2
  2. Mundurkan Bupati Sudewo
  3. Hentikan proyek videotron dan renovasi alun-alun
  4. Tolak sistem sekolah lima hari
  5. Kembalikan tenaga honorer RSUD

Suasana awalnya riuh tapi terkendali, hingga Bupati muncul menemui massa. Di situlah, ketegangan memuncak. Botol plastik dan sandal beterbangan ke arah panggung. Aparat terpaksa menembakkan gas air mata dan mengerahkan water cannon untuk membubarkan kerumunan.
5. Pajak Dibatalkan, DPRD Bergerak : Namun Amarah Masa Terlanjur Tersulut

Kisruh Demo di Pati Mobil Terbakar

Kisruh Demo di Pati Mobil Terbakar

Pada 8 Agustus amarah warga pati kian tak terbendung, memaksa Bupati mengumumkan pembatalan kenaikan PBB-P2. Namun, gelombang protes sudah telanjur besar. DPRD Pati mengaktifkan hak angket untuk menyelidiki kebijakan dan pernyataan yang memicu kemarahan publik.

Seperti dalam pertandingan, meski peluit panjang sudah dibunyikan, efek dan evaluasinya akan berlangsung lama.

Timeline Singkat
Tanggal Peristiwa Utama 3 Juni Demo mahasiswa, bakar ban di depan Kantor Bupati. 5 Agustus Bupati tantang 50.000 orang demo. 8 Agustus Pajak dibatalkan, DPRD jalankan hak angket. Awal Agustus Posko aksi dibangun, massa disiapkan hingga 100.000 orang. 13 Agustus Demo besar ricuh di Alun-Alun Pati, gas air mata digunakan. Kisah ini menunjukkan bahwa dalam politik lokal, kata-kata bisa sekuat kebijakan. Tantangan yang terdengar sepele bisa menjadi pemicu gerakan massa, apalagi jika rakyat sudah merasa terdesak oleh kebijakan yang memberatkan.