ZINESPORT
Terbaru di Zinesport

Tahukah kamu, Bumi pernah benar-benar diselimuti abu vulkanik—begitu pekat hingga cahaya matahari redup berhari-hari? Bukan satu malam, bukan dua, tapi berminggu-minggu atmosfer dunia berubah menjadi tirai gelap akibat satu ledakan gunung saja.
Akhir Agustus 1883, sebuah pulau kecil di Selat Sunda mulai berdenyut seperti mesin pemompa vulkanik raksasa. Tekanan bumi naik ke permukaan, menembus tubuh gunung itu, mendorong kolom abu yang menembus langit tropis. Namanya Krakatau—gunung yang tidak sekadar meletus. Ia pecah.
Pada 27 Agustus, dentuman terbesarnya terjadi. Gelombang udaranya bergerak seperti dinding tak terlihat, memecahkan jendela hingga jarak ratusan kilometer. Instrumen cuaca di berbagai belahan dunia merekam lonjakan tekanan udara yang berulang, seolah planet ini ikut menahan napas. Suara letusannya menjalar ribuan kilometer, menjadi salah satu suara paling keras yang pernah tercatat dalam sejarah geologi.
Krakatau runtuh ke dalam dirinya sendiri. Pulau itu patah, meninggalkan cekungan besar yang memaksa laut bangkit dalam bentuk tsunami. Pesisir Jawa–Sumatra tersapu dalam hitungan menit. Ribuan orang hilang sebelum sempat memahami apa yang sedang menghampiri mereka—gelombang yang lahir dari kehancuran sebuah pulau.
Menurut ahli geologi Simon Winchester, daya ledak Krakatau diperkirakan setara 30.000 kali bom atom Hiroshima–Nagasaki. Ahli vulkanologi ITB, Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, mencatat bahwa rangkaian letusan dimulai pada 26 Agustus dan mencapai puncak destruktifnya pada 27 Agustus, dengan kekuatan VEI 6, satu tingkat di bawah kategori letusan super.
Setelah itu, langit dunia berubah. Matahari memudar. Senja di negara-negara Eropa ikut berubah warna, direkam para pelukis sebagai cahaya merah darah yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Partikel abu Krakatau naik ke atmosfer atas, menumpang angin global, dan mengubah warna langit dunia selama berminggu-minggu.
Dentuman itu tetap menjadi pengingat: satu gunung saja bisa mengubah wajah langit seluruh planet.


Kota Pompeii.
Sebuah kota yang tenang, kala itu. Orang-orang menjalankan aktivitas sebagaimana biasanya. Tidak ada kegelisahan, tidak ada tanda bahaya.
Hingga perut bumi mulai berkelakar.

Gunung Vesuvius meledak, meluapkan apa yang ia simpan selama berabad-abad.
Ini bukan letusan gunung biasa.
Vesuvius adalah salah satu aktor erupsi paling mematikan dalam sejarah.
Dalam hitungan menit, ia ubah langit menjadi selimut gelap.
Batu apung turun tak henti, menghantam kota bak serbuan meriam dari langit.
Pompeii hanya bisa pasrah pada waktu.

Tak lama setelah hujan batu berhenti, gelombang panas datang.
Lebih cepat dari angin ribut. Lebih panas dari apa pun yang bisa dibayangkan manusia. Jalan-jalan disapu bersih. Rumah-rumah runtuh.
Warga tak punya kesempatan untuk berlari, apalagi bersembunyi.
Tubuh-tubuh membeku dalam posisi terakhir mereka.
Ada yang sedang berdoa.
Ada yang memeluk keluarga.
Ada yang tertidur, tidak sadar bahwa itu adalah napas terakhirnya.

Pompeii hilang dalam satu hari.
Dan selama hampir dua ribu tahun, kota itu terkunci di bawah abu— utuh, membisu, menunggu ditemukan.
Saat arkeolog membuka kembali kota ini, mereka seakan menemukan waktu yang berhenti.
Meja makan yang belum dibersihkan.
Lukisan dinding yang masih melekat.
Dan manusia-manusia terakhir Pompeii… masih berada di tempat mereka jatuh.
Erupsi Vesuvius tidak hanya menghancurkan sebuah kota.
Ia mengabadikan detik-detik terakhirnya.
Dengan cara yang tidak pernah diinginkan siapa pun.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto terkejut mengetahui ada mahasiswa yang mampu bertahan hidup dengan pengeluaran hanya Rp400.000 per bulan. Hal itu disampaikannya saat membuka Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (19/11).
Dalam sambutannya, Brian menuturkan pengalamannya sarapan di kantin Unesa sebelum acara dimulai. Ia mengobrol dengan sejumlah mahasiswa dan menanyakan biaya hidup mereka. “Saya tanya, ‘Dek, satu bulan berapa?’ Ada yang jawab Rp600.000, bahkan ada yang Rp400.000,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Kece Media by Unesa.
Brian menyebut angka tersebut sangat mencengangkan. “Rp400.000 sebulan, bapak ibu sekalian. Kita sekali makan mungkin Rp100 ribu. Ini sama dengan empat kali makan,” katanya.
Ia menilai mahasiswa yang mampu bertahan dengan anggaran sekecil itu memiliki ketekunan dan daya juang tinggi. “Saya yakin dari mereka-mereka inilah muncul orang-orang bertekad besar dan bersemangat tinggi. Mereka yang akan menentukan masa depan,” puji pakar fisika nanoteknologi tersebut.
Inovasi energi baru terbarukan (EBT) Indonesia kembali mencuri perhatian dengan hadirnya Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!). Bahan bakar nabati ini resmi diperkenalkan di Jonggol, Bogor, pada November 2025.
Bobibos dikembangkan oleh M. Ikhlas Thamrin bersama timnya sebagai solusi transisi energi tanpa harus mengganti kendaraan berbahan bakar fosil. “Kami mencari bahan bakar yang murah, beremisi rendah, tidak abal-abal, dan aman digunakan tanpa modifikasi,” ujar Thamrin saat peluncuran.
Hasil uji coba menunjukkan performa Bobibos cukup menjanjikan. Emisinya diklaim hampir nol, jarak tempuh kendaraan—termasuk Toyota Fortuner—meningkat dari 1:10 km menjadi 1:14 km, dan kualitasnya disebut setara bahkan melampaui RON 98 Pertamina Turbo.
Harga resmi belum diumumkan, namun Bobibos diperkirakan hanya sepertiga dari harga BBM sekelasnya. Dengan harga Pertamax Turbo (RON 98) saat ini di angka Rp13.100 per liter, Bobibos diproyeksikan berada di kisaran Rp4.300 per liter.
Bobibos memanfaatkan bahan baku tanaman lokal yang dibudidayakan di area persawahan, menjadikannya alternatif energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung kemandirian energi nasional.
Bagaimana menurut kalian?









Seorang seniman bernama Urs Fischer membuat instalasi tidak biasa di sebuah galeri seni di New York dengan menggali lubang senilai $250.000 dolar di dalam ruangan pameran.
Karya tersebut, berjudul *You*, dipamerkan pada tahun 2007 di Gavin Brown’s Enterprise.
Untuk menciptakan instalasi itu, Fischer menggunakan jackhammer selama sepuluh hari berturut-turut untuk menghancurkan lantai beton galeri.
Proses tersebut menghasilkan sebuah kawah berukuran sekitar 38 x 30 kaki dengan kedalaman delapan kaki.
Pihak galeri memasang tanda peringatan di pintu masuk yang menyebutkan bahwa instalasi tersebut berbahaya secara fisik dan memiliki risiko cedera serius bahkan kematian.

Harga tanah di kawasan elit Jakarta kini dilaporkan menembus level yang setara dengan sejumlah area premium di London. Nilainya mencapai sekitar 9.000 poundsterling per meter persegi, atau hampir Rp200 juta per meter.
Fenomena ini menunjukkan bahwa harga properti di ibu kota telah bergerak mendekati standar kota-kota global. Namun, di sisi lain, kemampuan beli masyarakat masih tertinggal jauh. Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta 2025 berada di kisaran Rp5,3 juta, jauh di bawah standar kota maju.
Sebagai perbandingan, UMR London jika dikonversi ke rupiah diperkirakan mencapai sekitar Rp40 juta per bulan. Kesenjangan ini menyoroti jurang besar antara biaya hidup dan daya beli pekerja, meski pertumbuhan nilai properti terus meningkat.
Kondisi tersebut kembali memicu diskusi soal aksesibilitas hunian di Jakarta serta tantangan kebijakan yang perlu diambil pemerintah untuk mengatasi ketimpangan tersebut.

Kota Malang dan Kota Ponorogo resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) tahun 2025. Keduanya masuk bersama 58 kota baru dari berbagai negara di dunia.
Ponorogo terpilih dalam kategori Crafts and Folk Art berkat kekuatan seni rakyat dan kriya, dengan ikon budaya seperti Reog Ponorogo serta berbagai tradisi lokal yang masih hidup hingga kini.

Sementara itu, Kota Malang diakui dalam kategori Media Arts karena perkembangan pesat industri gim, animasi, dan digital storytelling yang tumbuh kuat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan bergabungnya Malang dan Ponorogo, Indonesia kini memiliki tujuh Kota Kreatif UNESCO.
Sebelumnya, Indonesia telah lebih dulu menempatkan lima kota dalam jaringan tersebut: Pekalongan (Crafts and Folk Art), Bandung (Design), Ambon (Music), Jakarta (Literature), dan Surakarta (Crafts and Folk Art).
Masuknya dua kota ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekosistem kreatif paling dinamis di Asia, sekaligus membuka peluang kolaborasi internasional yang lebih luas.
Erick Thohir, Ketua Umum PSSI sekaligus Menpora Indonesia, pernah mengucapkan pernyataan yang viral dan kontroversial terkait mimpi Indonesia lolos ke Piala Dunia. Dalam video yang beredar, ia mengatakan, "Yang salah siapa? Nggak usah saling menyalahkan. Salah kita semua. Siapa yang suruh mimpinya ke Piala Dunia." Namun, konteks pernyataan ini adalah ajakan introspeksi dan semangat untuk maju bersama dalam mengembangkan sepak bola Indonesia.
Erick menjelaskan bahwa dua tahun lalu standar sepak bola Indonesia belum sampai ke level mimpi lolos ke Piala Dunia. Ia menyatakan bahwa kini Indonesia punya mimpi besar dan standar berbeda, sehingga penting untuk beradaptasi dan terus bergerak maju alih-alih menyalahkan satu pihak. Jadi, pernyataan "Siapa suruh mimpinya ke Piala Dunia" bukan untuk menyalahkan masyarakat atau pendukung, tapi sebagai refleksi bahwa mimpi itu adalah milik semua yang harus diwujudkan bersama dengan kerja keras dan adaptasi terhadap perubahan.
Dengan demikian, Erick Thohir tidak menyuruh siapa pun bermimpi lolos Piala Dunia secara negatif, melainkan mengakui mimpi itu penting dan menyemangati untuk terus maju meskipun ada kegagalan saat ini.
Pada 30 Desember 1952, London menyaksikan sebuah peristiwa yang kemudian jadi legenda.
Albert Gunter, sopir bus nomor 78 menuju Shoreditch, sedang menjalankan rute biasanya melintasi Tower Bridge — sampai sesuatu yang tak terpikirkan terjadi: jembatan di bawahnya mulai terangkat. Ya, jembatan itu terbuka saat busnya masih di atasnya.
Dalam hitungan detik, Gunter harus mengambil keputusan cepat. Ia menginjak pedal gas sekuat-kuatnya, membuat bus tingkat itu melesat ke depan dan — dalam momen yang bikin jantung berhenti — melompat menyeberangi celah jembatan. Bus itu mendarat di sisi utara yang masih tertutup.
Ajaibnya, semua 20 penumpang selamat. Satu-satunya yang cedera parah justru Gunter sendiri, yang patah kaki akibat lompatan itu. Lebih luar biasa lagi, busnya tetap utuh.
Hari itu, Albert Gunter mengubah perjalanan rutin jadi kisah keberanian dan refleks luar biasa — dan namanya pun tercatat dalam sejarah London sebagai salah satu pengemudi paling nekat sekaligus heroik yang pernah ada.

Purbaya memperingkatkan agar pegawai Kementerian Keuangan tidak nongkrong di Starbucks. Jika ada pegawai yang masih melakukanya, Ia tidak segan memecat mereka.

"Bilang ke mereka nongkrong jangan di Starbucks..mereka masih gak peduli dianggapnya saya main main bilang hari Senin kalau ada yang begini lagi akan saya pecat, saya persulit. Masa nongkrong di Starbucks pakai seragam,"