ZINESPORT
Terbaru di Zinesport
Erick Thohir, Ketua Umum PSSI sekaligus Menpora Indonesia, pernah mengucapkan pernyataan yang viral dan kontroversial terkait mimpi Indonesia lolos ke Piala Dunia. Dalam video yang beredar, ia mengatakan, "Yang salah siapa? Nggak usah saling menyalahkan. Salah kita semua. Siapa yang suruh mimpinya ke Piala Dunia." Namun, konteks pernyataan ini adalah ajakan introspeksi dan semangat untuk maju bersama dalam mengembangkan sepak bola Indonesia.
Erick menjelaskan bahwa dua tahun lalu standar sepak bola Indonesia belum sampai ke level mimpi lolos ke Piala Dunia. Ia menyatakan bahwa kini Indonesia punya mimpi besar dan standar berbeda, sehingga penting untuk beradaptasi dan terus bergerak maju alih-alih menyalahkan satu pihak. Jadi, pernyataan "Siapa suruh mimpinya ke Piala Dunia" bukan untuk menyalahkan masyarakat atau pendukung, tapi sebagai refleksi bahwa mimpi itu adalah milik semua yang harus diwujudkan bersama dengan kerja keras dan adaptasi terhadap perubahan.
Dengan demikian, Erick Thohir tidak menyuruh siapa pun bermimpi lolos Piala Dunia secara negatif, melainkan mengakui mimpi itu penting dan menyemangati untuk terus maju meskipun ada kegagalan saat ini.
Pada 30 Desember 1952, London menyaksikan sebuah peristiwa yang kemudian jadi legenda.
Albert Gunter, sopir bus nomor 78 menuju Shoreditch, sedang menjalankan rute biasanya melintasi Tower Bridge — sampai sesuatu yang tak terpikirkan terjadi: jembatan di bawahnya mulai terangkat. Ya, jembatan itu terbuka saat busnya masih di atasnya.
Dalam hitungan detik, Gunter harus mengambil keputusan cepat. Ia menginjak pedal gas sekuat-kuatnya, membuat bus tingkat itu melesat ke depan dan — dalam momen yang bikin jantung berhenti — melompat menyeberangi celah jembatan. Bus itu mendarat di sisi utara yang masih tertutup.
Ajaibnya, semua 20 penumpang selamat. Satu-satunya yang cedera parah justru Gunter sendiri, yang patah kaki akibat lompatan itu. Lebih luar biasa lagi, busnya tetap utuh.
Hari itu, Albert Gunter mengubah perjalanan rutin jadi kisah keberanian dan refleks luar biasa — dan namanya pun tercatat dalam sejarah London sebagai salah satu pengemudi paling nekat sekaligus heroik yang pernah ada.

Purbaya memperingkatkan agar pegawai Kementerian Keuangan tidak nongkrong di Starbucks. Jika ada pegawai yang masih melakukanya, Ia tidak segan memecat mereka.

"Bilang ke mereka nongkrong jangan di Starbucks..mereka masih gak peduli dianggapnya saya main main bilang hari Senin kalau ada yang begini lagi akan saya pecat, saya persulit. Masa nongkrong di Starbucks pakai seragam,"

Negara yang paling banyak makan pizza per kapita adalah Norwegia, dengan konsumsi sekitar 11,4 kg per orang per tahun.

Amerika Serikat menduduki posisi kedua dalam konsumsi pizza per orang, diikuti oleh Kanada, Australia, dan Italia.

Namanya Tengku Munirwan, Kepala Desa (Keuchik) Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Aceh Utara. Ia kembangkan benih bantuan pemerintah menjadi jenis padi IF8.

IF8 bukan jenis padi biasa, varietas ini bisa menghasilkan padi 12 ton per hektar. Hasil tersebut 2 kali lipat padi biasa. Selain itu tahan hama dan masa panen yang lebih singkat.

Jenis padi yang ia sebarkan sempat menyejahterakan warganya, namun kini harus berurusan dengan hukum. Lantaran belum memiliki sertifikasi resmi. Ia pun harus berhadapan dengan jeruji besi.

Ia mengetuk pintu belakang McDonald's bersama kedua temanya. Seorang pramusaji cantik pun iba dan memberikan beberapa burger hangat.

Kejadian itu telah lama berlalu. Namun, Ronaldo masaih mengingatnya hingga saat ini.

Pada tahun 2019 dalam sebuah wawancara, Superstar kulit bundar itu sempat menyinggung dan mencoba mencari pramusaji itu.

Pramusaji itu akhirnya ketemu, Ia diundang untuk menemui Ronaldo yang kini adalah Mega Bintang Sepak bola. Ia pun di berikan hadiah yang bernilai fantastis.

Tren gasing penghapus dengan paku payung risikonya besar. Benarkah demikian? Poros dari paku bisa terpental mengenai kulit atau mata, staples yang menempel bisa melukai, dan luka kecil berpotensi jadi infeksi. Apakah itu Berlebihan?

Tren ini memperlihatkan bagaimana anak-anak mencari hiburan murah sekaligus identitas sosial melalui permainan sederhana. "Punyaku lebih bagus nih breee.."

Fenomena ini mengingatkan pada maraknya fidget spinner dulu, hanya saja versi ini lahir dari benda seadanya dengan konsekuensi jauh lebih berbahaya.

Sama seperti berbagai challenge berbahaya di media sosial, yang dicari bukan sekadar mainan, tapi pengakuan dari teman sebaya. Bukan kah pelajar dulu juga begitu?

Di sinilah tantangannya: bukan soal melarang, melainkan mendampingi, agar kreativitas tidak berubah menjadi ancaman dan hal berbahaya yang tidak diinginkan di ruang kelas maupun rumah.
bagaimana pendapat kalian? Tulis di Kolom Komentar!

Pernahkah Anda merasa tubuh mendadak lelah saat senja, tetapi hanya beberapa jam kemudian kembali segar seolah mendapat energi baru? Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil kerja sama antara biologi tubuh dan pikiran kita.

Secara sains, tubuh manusia mengikuti ritme sirkadian yang mengatur kapan kita merasa berenergi atau mengantuk. Sekitar jam 5–7 sore, suhu inti tubuh menurun dan hormon melatonin mulai meningkat, sehingga rasa lelah muncul.
Namun setelah melewati fase ini, tubuh sering mengalami "second wind" — lonjakan energi singkat akibat hormon seperti kortisol dan adrenalin yang menahan kita tetap terjaga.
Dari sisi psikologi, jam 6 sore kerap identik dengan transisi aktivitas: pulang kerja, istirahat, atau makan malam. Otak menafsirkan fase ini sebagai waktu untuk melepaskan beban, sehingga rasa letih lebih terasa. Tetapi setelah jam 8 malam, stimulasi dari aktivitas ringan, interaksi sosial, atau paparan cahaya biru dari layar gawai kembali membangkitkan kewaspadaan, membuat tubuh terasa segar lagi.
Inilah kombinasi menarik antara tubuh dan pikiran: rasa lelah di awal malam adalah sinyal alami untuk bersiap istirahat, sedangkan kesegaran setelahnya adalah upaya otak menunda tidur. Fenomena ini wajar, namun bila dibiarkan berulang bisa mendorong tidur larut dan mengganggu ritme biologis jangka panjang.
Bayangkan sebuah bara kecil di tumpukan jerami kering — satu percikan saja bisa membuatnya membara. Itulah yang terjadi di Kabupaten Pati pada Agustus 2025.
1. Tantangan 50 Ribu Massa dari Bupati

Seorang Pemuda menanggapi tantangan pejabat daerah
Pada 5 Agustus 2025, sebuah video Bupati Sudewo tersebar luas di media sosial. Dalam video itu, ia menanggapi rencana aksi protes dengan nada menantang:
"Kalau 5.000 orang masih terlalu sedikit, 50.000 pun saya tak gentar!"
Pernyataan ini, yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan kepercayaan diri, justru dianggap warga sebagai bentuk meremehkan aspirasi mereka. Dalam logika rakyat, tantangan ini seperti memberi bensin ke api yang sudah mulai menyala.
2. Masyarakat Bergerak dan Mendirikan Posko

Kumpulan donasi solidaritas warga Pati
Tak butuh waktu lama, gerakan massa mulai terbentuk. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko aksi di Alun-Alun Pati. Spanduk, logistik, dan air mineral mengalir dari sumbangan warga. Target mereka bukan lagi 5.000 orang, tapi 85.000 bahkan hingga 100.000 peserta.

Petani memberikan apa yang ia miliki untuk solidaritas warga Pati
Seperti laga sepak bola yang dipanaskan oleh pernyataan "kami tidak takut kalah", warga justru semakin bersemangat untuk "turun ke lapangan".
3. Pemanasan: Aksi Mahasiswa
Sebenarnya, sebelum puncak aksi, tanda-tanda perlawanan sudah muncul. Pada 3 Juni 2025, mahasiswa menggelar demo di depan Kantor Bupati. Mereka membakar ban sebagai simbol protes terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%.
Aksi ini menjadi semacam babak penyisihan sebelum pertandingan besar — memberi sinyal bahwa ketidakpuasan bukan isapan jempol.
4. Puncak Aksi: 13 Agustus 2025

Polisi dipukul mundur oleh pendemo
13 Agustus 2025 Pagi itu, ribuan warga memadati Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Pati. Terlihat berbagai kelompok: petani, pedagang, mahasiswa, ibu rumah tangga. Mereka membawa poster, spanduk, dan tuntutan yang jelas:
- Batalkan kenaikan PBB-P2
- Mundurkan Bupati Sudewo
- Hentikan proyek videotron dan renovasi alun-alun
- Tolak sistem sekolah lima hari
- Kembalikan tenaga honorer RSUD
Suasana awalnya riuh tapi terkendali, hingga Bupati muncul menemui massa. Di situlah, ketegangan memuncak. Botol plastik dan sandal beterbangan ke arah panggung. Aparat terpaksa menembakkan gas air mata dan mengerahkan water cannon untuk membubarkan kerumunan.
5. Pajak Dibatalkan, DPRD Bergerak : Namun Amarah Masa Terlanjur Tersulut

Kisruh Demo di Pati Mobil Terbakar
Pada 8 Agustus amarah warga pati kian tak terbendung, memaksa Bupati mengumumkan pembatalan kenaikan PBB-P2. Namun, gelombang protes sudah telanjur besar. DPRD Pati mengaktifkan hak angket untuk menyelidiki kebijakan dan pernyataan yang memicu kemarahan publik.
Seperti dalam pertandingan, meski peluit panjang sudah dibunyikan, efek dan evaluasinya akan berlangsung lama.
Timeline Singkat
Tanggal Peristiwa Utama 3 Juni Demo mahasiswa, bakar ban di depan Kantor Bupati. 5 Agustus Bupati tantang 50.000 orang demo. 8 Agustus Pajak dibatalkan, DPRD jalankan hak angket. Awal Agustus Posko aksi dibangun, massa disiapkan hingga 100.000 orang. 13 Agustus Demo besar ricuh di Alun-Alun Pati, gas air mata digunakan. Kisah ini menunjukkan bahwa dalam politik lokal, kata-kata bisa sekuat kebijakan. Tantangan yang terdengar sepele bisa menjadi pemicu gerakan massa, apalagi jika rakyat sudah merasa terdesak oleh kebijakan yang memberatkan.
Menara ini dicat ulang setiap 5 tahun dengan menggunakan sekitar 28.000 liter cat berwarna oranye dan putih agar sesuai dengan regulasi penerbangan internasional.